Latar belakang
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam
setap kegiatan organisasinya, baik erencanaan produksi, perencanaan rekrutmen
karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan
proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana
cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan prosesproses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk
organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam
mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis
kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat,
dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi
tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan
dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu
fungsi manajemen, terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah
dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan
prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat
(dugaan).
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada
elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan dan proses yang sangat
berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian
memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan
perencanaan dari berbagai jenis.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan
tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi
lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa
rumusan masalah, yaitu:
Apa pengertian perencanaan ?
Apa saja macam-macam perencanaan ?
Hambatan apa saja yang ada dalam perencanaan dan bagaimana
cara mengatasinya ?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini
bertujuan untuk : (1) mengetahui pengertian perencanaan; (2) mengetahui
macam-macam perencanaan; (3) mengetahui apa saja hambatan yang ada dalam
perencanaan dan cara mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Perencanaan secara garis besar diartikan seagai proses
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu,
dan mengembangkann rencana aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang
dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
apa(what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why),
dan bagaimana (how). Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang
berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan
tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta programprogram yang dilakukan.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena
tanpa perencanaan berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau secara
formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan
tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah
rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu
tertentu. Rencana formal adalah merupakan bersama anggota korporasi, artinya
setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal
dibuat untuk mengurangi ami guitar dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang
harus dilakukan.
Dalam sebuah perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan.
Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai
unsurunsur perencanaan. Unsur pertama adalah tindakan apa yang harus
dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan tersebut harus dilakukan, ketiga dimana
tindakan tersebut dilakukan, keempat kapa tindakan tersebut dilakukan, kelima
siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan yang terakhir bagaimana cara
melaksanakan tindakan tersebut.
Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat
rencana yang baik. Sifat rencana yang baik yakni :
1. Pemakaian kata-kata
yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang menerima sehingga
penafsiran ang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.
2. Fleksibel, suatu
rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang seebenarnya bila ada
perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan diadakan
peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu
walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.
3. Stabilitas, tidak
perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga stabilitasnya
setiap harus ada dalam pertimbangan.
4. Ada dalam perimbangan
berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor produksi kepada siapa tujuan
organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5. Meliputi seluruh
tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam
organisasi.
2.1.1. Proses Perencanaan
Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau
mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan
arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para manajer
menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan
manajemen dan semakin mengingkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi,
dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada
keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan
hampir semua waktu perencanannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi
dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan
terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab
perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi
atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan berskala internasional
lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan
lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan
antara perencanaan jangka panjang maupun perencnaan jangka pendek. Karena itu
penting bagi para mnajer untuk mengerti peranan perencanaan secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada
dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan atau
serangkaian tujuan
2. Merumuskan keadaan
saat ini
3. Mengidentifikasikan
segala kemudhan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana
atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
2.1.2. Alasan Perlunya
Perencanaan
Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat
program-program yang dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapain
tujuantujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan
keputusn yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus aktif,
dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi
terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan :
1. Untuk
mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2. Untuk
mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses
pencapaian tujuan organisasi.
Beberapa manfaat perencanaan adalah :
1. Membantu manajemen
untuk menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungan
2. Memungkinkan manajer
memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3. Membantu penempatan
tanggung jawab lebih tepat
4. Memberikan cara
pemberian perintah untuk beroperasi
5. Memudahkan dalam
melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6. Membuat tujuan lebih
khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7. Meminimumkan pekerjaan
yang tidak pasti
8. Menghemat waktu,
usaha, dan dana
Beberapa kelemahan perencanaan adalah :
1. Pekerjaan yang
tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata
2. Perencanaan cenderung
menunda kegiatan
3. Perencanaan mungkin
terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
4. Kadang-kadang hasil
yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat masalah
tersebut terjadi
5. Ada beberapa rencana
yang diikuti caracara yang tidak konsisten
2.1.3. Hubungan Perencanaan
dengan Fungsi Lain
Perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi
manajemen lainnya. Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan
manajerial lainnya adalah saling berhubungan saling tergantung dan
berinteraksi.
Pengoranisasian (organizing) adalah perencanaan
untuk menunjukkan car dan perkiraan bagaimana mengoranisasikan sumber
daya-sumber daya orgnisasi untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
Pengarahan (directing) adalah perencanaan untuk
menentukan kombinasi paling baik dari sumber daya-sumber daya yang diperlukan
untuk mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan.
Pengawasan (controlling) adalah perencanaan dan
pengawasan yang saling berhubungan erat. Pengawasan bertindak sebagai kriteria
penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.
2.2. Macam-Macam
Perencanaan
Macam-macam perencanaan dalam pengantar manajemen dibagi
menjadi 2 yaitu :
2.2.1. Perencanaan organisasi
Perencanaan ini terdiri dari:
Perencanaan strategis
Rencana strategis yaitu rencana yang dikembangkan untuk
mencapai tujuan strategis. Tepatnya, rencana strategis adalah rencana umum yang
mendasari keputusan alokasi sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
Perencanaan taktis
Adalah rencana ditujukan untuk mencapai tujuan taktis,
dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian tertentu dari rencana strategis.
Rencana strategis pada umumnya melibatkan manajemen tingkat atas dan menegah
dan jika dibandingkan dengan rencana strategis, memiliki jangka waktu yang
lebih singkat dan suatu fokus yang lebih spesifik dan nyata
Perencanaan operasional
Adalah rencana yang menitikberatkan pada perencanaan rencana
taktis untuk mencapai tujuan operasional. Dikembangkan oleh manajer ingkat
menegah dan tingkat bawah, rencana operasional memiliki fokus jangka pendek dn
lingkup yang relatif lebih sempit. Masing-masing rencana operasional berkenaan
dengan suatu rangkaian kecil aktivitas. Kami menjelaskan perencanaan dengan
lebih mendekati pada bagian selanjutnya.
Perencanaan operasional dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Rencana sekali
pakai : dikembangkan
untuk melaksanakan serangkaian tindakan yang mungkin tidak berulang di masa
mendatang
Program : rencana
sekali pakai untuk seragkaian aktivitas yang besar
Proyek : rencana
sekali pakai untuk lingkup yang lebih sempit dan lebih tidak kompleks
dibandingkan dengan program
b. Rencana
tetap : dikembangkan
untuk aktivitas yang berulang secara teratur selama suatu periode waktu
tertentu
Kebijakan : rencana
tetap yang merinci respons umum organisasi terhadap suatu masalah atau situasi
tertentu
Prosedur operasi
standar : rencana tetap yang menguraikan langkah-langkah
yang harus diikuti dalam situasi tertentu
Aturan dan
peraturan : rencana
tetap yang mendeskripsikan dengan tepat bagaimana aktivitas tertentu
dilaksanakan
2.2.1.1. Kerangka Waktu Perencanaan
1. Rencana Jangka Panjang
Suatu rencana jangka panjang (long-range plan) meliputi
banyak tahun, mungkin bahkan beberapa dekade.
2. Rencana jangka
Menengah
Suatu rencana yang agak bersifat sementara dan lebih mudah
berubah dibanding rencana jangka panjang. Rencana jangka menengah biasanya
meliputi periode satu hingga lima tahun dan terutama penting bagi manajer
menengah dan manajer lini.
3. Rencana jangka Pendek
Seorang manajer juga mengembangkan suatu rencana jangka
pendek, yang memiliki kerangka waktu satu tahun atau kurang. Rencana jangka
pendek (short-range plan) sangat mempengaruhi aktivitas seharihari manajer.
Terdapat dua jenis rencana jangka pendek. Rencana tindakan (action plan)
merealisasikan semua jenis rencana. Ketika sebuah pabrik Nissan siap untuk
mengganti teknologinya, manajernya memusatkan perhatian mereka pada penggantian
peralatan yang ada dengan peralatan baru secepat mungkin dan seefisien mungkin
untuk meminimalkan hilangnya waktu produksi. Dalam banyak kasus, hal ini dapat
dilakukan dalam beberapa bulan, dan produksi hanya terhenti selama beberapa
minggu. Dengan demikian, suatu rencana tindakan mengkoordinasikan berbagai
perubahan aktual pada suatu pabrik tertentu. Sebaliknya rencana reaksi
(reaction plan) adalah rencana yang dirancang untuk membuat perusahaan dapat
bereaksi terhadapa situasi yang tak terduga. Di salah satu pabrik Nissan,
peralatan baru tiba lebih awal dari yang diharapkan dan manajer pabrik harus
menutup produksi lebih cepat dari yang mereka perkirakan. Oleh karena itu,
manajer tersebut harus bereaksi terhadap kejadian yang berada di luar kendali
mereka dalam cara yang masih memungkinkan tercapainya tujuan.
2.2.1.2. Tanggung Jawab untuk
Menetapkan Tujuan Perencanaan
1. Staf Perencanaan
Khususnya staf perencanaan dapat mengurangi bban kerja
manajer individual, membantu mengkoordinasikan aktivitas perencanaan manajer
individual, membawa berbagai alat dan teknik yang berbeda untuk menyelesaikan
masalah tertentu, berwawasan yang lebih luas dibanding manajer individual, dan
melangkah jauh melmpaui proyek dan departemen tertentu.
2. Satuan Tugas
Perencanaan
Organisasi terkadang menggunakan satuan tugas untuk
membantumengembangkan rencana. Satuan tugas semacam itu seringkali terdiri dari
manajer lini dengan suatu minat khusus dalam bidang perencanaan yang relevan.
3. Dewan Direksi
Dewan direksi (board of directors) bertugas
menetapkan misi dan strategi perusahaan. Di beberapa perusahaan, dewan tersebut
erperan aktif dalam proses perencanaan. Di CBS, misalnya, dewan direksi
biasanya berperan dalam perencanaan. Di perusahaan lain, dewan memilih seorang
eksekutif kepala yang kompeten dan mendelegasikan perencanaan kepada individu
tersebut.
4. Chief Executive
Officer (CEO)
Chief Executive Officer (CEO) biasanya presiden direktur atau
ketua dari dewan direksi. CEO mungkin individu tunggal yang paling penting
dalam setiap proses perencanaan organisasi. CEO memainkan suatu peran utama
dalam menyelesaikan proses perencanaan dan bertanggung jawab untuk
mengimplementasikan strateggi. Dewan dan CEO kemudian berperan langsung dalam
perencanaan. Komponen organisisional lain yang terlibat dalam proses
perencanaan memiliki peran sebagai penasihat atau konsultan.
5. Komite Executive
Komite eksekutif (executive commitee) biasanya terdiri dari
eksekutif puncak dalam organisasi yang bekerja sama sebagai suatu kelompok.
Anggota komite eksekutif seringkali dibebankan pada berbagai staf komite,
subkomite, dan satuan tugas untuk berkonsentrasi pada proyek tertentu atau
masalah yang mungkin dihadapi seluruh organisasi pada suatu waktu di masa
depan.
6. Manajemen Lini
Komponen terakhir dari sebagian besar aktivitas perencaanaan
organisasi adalah manajemen lini (line management). Manajer lini adalah orang
yang memiliki otoritas formal dan tanggung jawab untuk manajemen organisasi.
Mereka memainkan suatu peran penting dalam proses perencanaan oranisasi karena
dua alasan. Pertama, mereka merupakan sumber informasi berharga dari dalam
organisasi untuk manajer lain etika rencana diformulasikan dan diimplementasikan.
Kedua, manajer lini di tingkat menengah Dn rendah dari organisasi biasanya
harus melaksanakan rencana yang dikembangkan oleh manajemen puncak. Manajemen
lini mengidentifikasikan, menganalisis, dan merekomendasikan alternatif
program, membuat anggaran, dan mengajukannya untuk disetujui, dan akhirnya
melaksanakan rencana.
2.2.2. Perencanaan kontinjensi
Jenis perencanaan lain yang juga penting adalah perencanaan
kontinjensi (contingency planning) yaitu penentuan serangkaian tindakan
alternatif jika suatu rencana tindakan secara tidak terduga tergganggu atau
dianggap tidak sesuai lagi.
2.3. Hambatan dalam
Penetapan dan Tujuan dan Perencanan
a. Tujuan yang
Tidak Tepat
Tujuan yang tidak tepat mempunyai banyak bentuk. Membayar deviden
yang besar kepada pemegang saham mungkin tidak jika dananya didapatkan dengan
mengorbankan penelitian dan pengembangan tujuan mungkin juga tidak tepat jika
tujuan tersebut tidak dapat dicapai. Jika Kmart menetapkan tujuan untuk
memperoleh lebih bayak pendapatan dibanding Wal-Mart tahun depan, karyawan
perusahaan mungkin. Tujuan juga tidak tepat jika tujuan itu menepatkan terlalu
banyak penekanan pada ukuran kuantitatif maupun kalitatif dari keberhasilan.
b. Sistem Penghargaan
yang Tidak Tepat
Dalam beberapa lingkungan, sistem penghargaan yang tidak
tepat merupakan hambatan dalam penetapan tujuan dan perencanaan
c. Lingkungan yang
Dinamis dan Kompleks
Sifat dari suatu lingkungan organisasi juga merupakan
hambatan bagi penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif. Perubahan yang
cepat, inovasi teknologi, dan persaingan yang ketat juga dapat meningkatkan
kesulitan bagi suatu organisasi untuk secara akurat mengukur kesempatan dan
ancaman di masa mendatang
d. Keengganan untuk
Menetapkan Tujuan
Hambatan lain terhadap perencanaan yang efektif adalah
tujuan bagi mereka sendiri dan untuk unit-unit yang merupakan tanggung jawab
mereka. Alasan untuk ini mungkin adalah kurangnya rasa percaya diri atau takut
akan kegagalan. Jika seorang manajer menetapkan suatu tujuan spesifik, ringkas,
dan berhubungan dengan waktu, maka apakah ia mencapai atau tidak mencapai
tujuan tersebut akan tampak nyata. Manajer yang secara sadar atau tidak sadar
berusaha untuk menghindari tingkat tanggung jawab ini lebih mungkin untuk
menghindari usaha perencanaan organisasi. Pfizer, suatu perusahaan farmasi
besar, mengalami masalah karena manajernya tidak menetapkan tujuan untuk
penelitian dan pengembangan. Sebagai akibatnya, organisasi tersebut jauh
tertinggal di belakang karena manajer tidak memiliki cara untuk mengetahui
seberapa efektif usaha penelitian dan pengembangan mereka sebenarnya.
e. Penolakan
terhadap Perubahan
Hambatan lain dalam menetapkan tujuan dan perencanaan adalah
penolakan terhadap perubahan. Perencanaan pada intinya terkait dengan perubahan
sesuatu dalam organisasi. Avon Products hampir membuat dirinya sendiri bangkrut
beberapa tahun yang lalu karena perusahaan bersikeras melanjutkan kebijakan
pembayaran deviden yang besar kepada para pemegang sahamnya. Ketika laba mulai
turun, manajer menolak memotong deviden dan mulai melakukan pinjaman untuk
membayar deviden tersebut. Hutang perusahaan meningkat dari $3 juta menjadi
$1,1 miliar dalam waktu delapan tahun. Pada akhirnya, manajer terpaksa
menyelesaikan masalah dan memotong deviden.
f. Keterbatasan
Keterbatasan (constraints) yang membatasi apa yang dapat
dilakukan organisasi merupakan hambatan utama yang lain.
2.4. Mengatasi
Hambatan
a. Pemahaman Maksud
Tujuan dan Rencana
Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan
dan proses perencanaan adalah dengan maksud dasarnya. Manajer seharusnya juga
mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada efektivitas penetapan tujuan dan
pembuatan rencana.
Dan penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif tidak
selalu memastikan keberhasilan, penyesuaian dan pengecualian diharapkan dari
waktu ke waktu.
b. Komunikasi dan
Partisipasi
Meskipun mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan
rencana tersebut harus dikomunikasikan kepada pihak yang lain dalam organisasi.
Setiap orang yang terlibat dalam proses perencanaan seharusnya tahu landasan
apa yang mendasari strategi fungsional, dan bagaimana strategi-strategi
tersebut diintegrasikan dan dikoordinasikan. Orang-orang yang bertanggung jawab
untuk mencapai tujuan dan mengimplementasikan rencana harus didengar
pendapatnya dalam mengembangkan strategi tersebut. Setiap orang hampir selalu
memiliki informasi yang berharga untuk disumbangkan / dan karena mereka yang
akan mengimplementasikan rencana / keterlibatan mereka sangat penting orang
biasanya lebih berkomitmer pada rencana yang pembentukannya mereka bantu
.bahkan ketika suatu organisasi agar bersifat sentralistis atau menggunakan
staf perencanaan, manajer dari berbagai tingkan dalam organisasi seharusnya
dilibatkan dalam proses perencanaan.
c. Konsistensi
/revsi /dan pembaruan
Tujuan seharusnya konsisten baik secara hori zontal maupun
secara vertikal .konsistensi horizotal berarti bahwa
tujan seharusnya konsisten diseluru organisasi / dari satu
departemen ke departemen lainnya.
Konsistensi vertikal berarti bahwa
tujuan seharusnya konsisten dari atas hingga ke
bawah organisasi : tujuan stategis, taktis, dan operasional
harus selaras. Karena penetapan tujuan dan perencanaan merupakan proses yang
dinamis, tujuan dan perencanaan juga harus direvisi dan diperbarui secara
berkala. Banyak organisasi melihat perlunya merevisi dan memperbarui dengan
frekuensi yang semakin sering.
d. Sistem Penghargaan
yang Efektif
Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena
menetapkan tujuan dan rencana yang efektif, maupun karena berhasil mencapainya.
Karena kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor di luar pengendalian
manajemen, orang seharusnya dipastikan bahwa kegagalan dalam mencapai tujuan
tidak akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu
fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah
dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan
prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya pada intuisi 8 dugaan.
Dalam perencanaan terdiri dari macam-macam perencanaan,
yaitu perencanaan organisasi dan perencanaan kontijensi. Perencanaan organisasi
terbagi menjadi 3 yaitu perencanaan strategis, taktis dan operasional. Adapun
kerangka waktu dala perencanaan organisasi yaitu sebagai berikut : rencana
jangka panjang, jangkah menengah, dan jangka pendek.
Suatu perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam
penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara lain tujuan yang tidak tepat, sistem
penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap perubahan dan keterbatasan.
3.2. Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam
berbagai bentuk organisasi menggunakan proses dasar manajemen berupa
perencanaan.
Dalam sebuah prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana
yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan.
0 Komentar untuk "MANAJEMEN PERENCANAAN"